BENGKEL SEHAT “ CAHAYA IMAN “ PENGOBATAN ALA NABI ( PAN ), PERPADUAN : SYARIAH, ILMIAH, MEDIS DAN PSIKOLOGIS, Alamat : Jalan H. Atim Emat 2 Rt.02 Rw.06 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong - Depok, Handpone : 082110193178, Whatsapp : 0895376460852 Dengan Drs. Nasrul Fasah ( Terapis Ruqyah dan Bekam ). Email : ruqyah.islami@gmail.com

Autis

 Terapi Autis – Autis adalah gangguan perkembangan syaraf yang sangat kompleks dan akan ditandai dengan kesulitan dalam berinteraksi sosial, komunikasi, dan prilaku nya akan terbatas, berulang-ulang dan karakter stereotip . Mereka mungkin tidak memiliki kemampuan dalam bertutur kata dan hanya mengeluarkan bunyi-bunyi atau meniru apa yang dikatakan orang lain. Mereka juga tidak suka disentuh ataupun berhubungan dengan orang lain dan selalu bersanding pada orang yang sudah dikenalnya saja.

Gejala autis biasanya akan muncul sebelum 3 tahun pertama kelahiran sang anak. Dan autis sendiri merupakan salah satu dari 3 gangguan autism spectrum disorder. Dan dua diantara nya adalah sindrom asperger dan  PDD-NOS. Walaupun sampai saat ini belum ada cara untuk menyembuhkan autis dengan pasti. Namun gejala dan kondisi autis pada anak akan menjadi lebih baik jika ada penanganan sejak dini dengan menggunakan Terapi Autis.

 

Gejala-gejala autis adalah sebagai berikut :

  • Orang yang mengalami penyakit autis yang di derita nya biasanya akan mengalami kesulitan untuk memverbalisasi apa yang ingin mereka katakan. Ucapan mereka sering kali kaku seperti robot dan nampak seperti sudah dilatih, sehingga gaya bicararanya terdengar tanpa intonasi. 
  • Gangguan kualitatif dalam komunikasi., seperti perkembangan bicara yang terlambat atau sama sekali tidak berkembang, bila bicara tidak dipakai untuk berkomunikasi, anak tidak mengunakan komunikasi secara non verbal, bahasa tubuh atau bicara yang aneh dan di ulang – ulang, jika bermain kurang variatif dan imajinatif.
  • Gangguan terhadap kebiasaan ( perilaku, keinginan dan minat ), seperti pada mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan, terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya, Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang, Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
  • masalah komunikasi, Seorang manusia yang menderita autis merasa sangat sulit dalam berkomunikasi, sulitnya bagi mereka memulai dan melanjutkan pembicaraa. Seseorang autis biasanya sering tidak mengerti ekspresi wajah, bahasa tubuh, isyarat non verbal, maupun intonasi orang lain. Candaan maupun sindiran sering tidak dapat dipahami oleh mereka. Hal ini dapat menyebabkan banyak orang merasa frustasi dan menghindari berkomunikasi dengan orang-orang autis.seseorang yang menderita autis mungkin akan berbicara dengan nada tinggi atau intonasi yang datar.
  • Masalah kepribadian, meskipun pada setiap orang autis berbeda satu dengan yang lain, namun mereka memiliki beberapa ciri kepribadian yang sangat umum, orang yang menderita autis sering melakukan kegiatan yang berulang, dan mereka akan sering merasa kesulitan untuk berteman dan mempertahankan hubungan dengan teman-temannya dan sebagian besar orang autis menarik diri kedalam dunia mereka sendiri dan lebih memilih suatu kegiatan yang minim interaksi dengan orang lain.
  • Kepatuhan terhadap rutinitas, orang yang menderita penyakit autis biasanya akan senang melakukan hal yang rutin dalam keseharian mereka. Dan mereka bisa sangat menjadi gelisah jika ada variasi dalam rutinitasnya.

Macam-macam Jenis Terapi Autis diantara nya adalah :
§    Pertama Terapi autis dengan menggunakan Terapi wicara , Hampir semua anak dengan autis memiliki kesulitan berbicara dan berbahasa. Dan biasanya hal ini merupakan hal yang paling penting dan menonjol, banyak juga individu autis yang non verbal atau kemampuan bicara nya sangat kurang. Namun terkadnag bicaranya cukup berkembang , namun mereka akan tidak akan mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi dengan orang lain disekitar nya. Dalam hal ini Terapi Autis dengan terapi wicara akan sangat menolong.

§    Kedua terapi autis dengan menggunakan terapi fisik, penyakit autis adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak individu autis mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Dan kadang-kadang tonus ototnya lembbek sehingga dapat berakibat jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Dengan fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk dapat menggunakan otot-ototnya dan dapat memperbaiki keseimbangan tubuhnya. Hal tersebut merupaka terapi autis yang ampuh.

§    Ketiga terapi autis dengan menggunakan terapi pada ikan lumba – lumba. Pada sebuah penelitian medis dan beberapa dokter terapis juga menyarankan dengan terapi lumba – lumba karena sangat membantu menerapis anak autis dan cara ini juga disukai oleh para orang tua dan anak penderita autis itu sendiri. Karena lumba – lumba mempunyai gelombang utrasonar ( gelombang suara dengan frekuensi tertentu ) dan pada tubuh lumba – lumba juga terkandung potensi yang bisa membantu menselaraskan kerja syaraf motorik dan sensorik pada penderita autis dan mampu merangsang otak manusia untuk menghasilkan energi yang ada dalam tulang tengkorak, dada, dan tulang belakang sehingga dapat membentuk keseimbangan antara otak kanan dan kiri dan juga meningkatkan kerja dari neurotransmitter. Hal tersebut dapat menyembuhkan anak yang autis secara bertahap dan merupakan terapi autis efektif.
 

Terapi Autis Dengan Lumba-Lumba Autisme masih menjadi misteri yang belum terpecahkan sepenuhnya oleh kedokteran. Para pakar belum sepakat soal penyebab autis anak. Namun, sebagian pakar setuju bahwa sindrom autis terjadi karena kelainan pada otak. Lumba-lumba memang dikenal sebagai hewan yang bersahabat dengan manusia. Selain ramah dengan manusia, mamalia yang satu ini juga secara alami mengeluarkan gelombang ultrasonar yang berfrekuensi tinggi.

 Terapi Autis Dengan Lumba-Lumba dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Dolphin Assisted Therapy (DAT) yaitu satu di antara terapi yang menggunakan bantuan hewan, dan dilaporkan memberikan efek perbaikan terhadap pikiran dan fungsi tubuh, serta kualitas hidup. Terapi ini bukan untuk menyembuhkan penyakit dan bukanlah satu cara yang memberikan suatu keajaiban, tetapi dapat menjadi alternatif cara atau variasi yang bisa diperkenalkan kepada anak penyandang autis. Terapi anak autis dengan lumba-lumba sudah terbukti 4 kali lebih efektif dan lebih cepat dibanding terapi lainnya. Gelombang suara yang dipancarkan lumba-lumba ternyata berpengaruh pada perkembangan otak anak autis.
Dengan ultrasonar ini, lumba-lumba tahu jika ada gangguan kesehatan pada manusia yang berada di dekat mereka dan berkomunikasi dengan mereka. Saat berinteraksi dengan manusia di dalam air, lumba-lumba bisa mengirimkan daya akustik sampai 1 kilowatt yang mampu menembus tembok setebal 30 cm. Wajar bila gelombang sonar tersebut mampu menembus jaringan syaraf manusia yang hanya dilapisi tengkorak dan kulit. Gelombang sonar inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk menerapi anak autis, down syndrome, gangguan konsentrasi, ataupun gangguan fungsi saraf motorik pascastroke.
Kini lumba-lumba bisa dimanfaatkan untuk pengobatan Terapi Autis Dengan Lumba-Lumba karena gelombang sonar lumba-lumba bermanfaat untuk terapi anak autis, down syndrome, gangguan konsentrasi ataupun gangguan fungsi saraf motorik pascastroke.
Terapi Autis
Selain dengan menggunakan Terapi Autis Dengan Lumba-Lumba. Adapula jenis terapi lainnya sebagai upaya terapi pilihan untuk mengobati anak autis, diantaranya:
1.    Terapi akupunktur. Metode tusuk jarum ini diharapkan bisa menstimulasi sistem saraf pada otak hingga dapat bekerja kembali.
2.    Terapi balur. Banyak yang menyakini autisme disebabkan oleh tingginya zat merkuri pada tubuh penderita. Terapi balur ini bertujuan mengurangi kadar merkuri dalam tubuh penyAndang autis. Caranya, menggunakan cuka aren campur bawang yang dilulurkan lewat kulit. Tujuannya melakukan detoksifikasi gas merkuri.
3.    Terapi perilaku. Tujuannya, agar sang anak memfokuskan perhatian dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Caranya dengan membuat si anak melakukan berbagai kegiatan seperti mengambil benda yang ada di sekitarnya.
4.    Terapi anggota keluarga. Orangtua harus mendampingi dan memberi perhatian penuh pada sang anak hingga terbentuk ikatan emosional yang kuat. Umumnya, terapi ini merupakan terapi pendukung yang wajib dilakukan untuk semua jenis terapi lain
5.    Terapi musik. Lewat terapi ini, musik diharapkan memberikan getaran gelombang yang akan berpengaruh terhadap permukaan membran otak. Secara tak langsung, itu akan turut memperbaiki kondisi fisiologis. Harapannya, fungsi indera pendengaran menjadi hidup sekaligus merangsang kemampuan berbicara.
6.    Terapi Autis Dengan Lumba-Lumba. Anda dapat mendapatkan CD Terapi Lumba-lumba ini dengan melakukan pemesanan ke kami, Telah diketahui oleh dunia medis bahwa di tubuh lumba-lumba teerkandung potensi yang bisa menyelaraskan kerja saraf motorik dan sensorik penderita autis. Sebab lumba-lumba mempunyai gelombang sonar (gelombang suara dengan frekuensi tertentu) yang dapat merangsang otak manusia untuk memproduksi energi yang ada dalam tulang tengkorak, dada, dan tulang belakang pasien sehingga dapat membentuk keseimbangan antara otak kanan dan kiri. Selain itu, gelombang suara dari lumba-lumba juga dapat meningkatkan neurotransmitter.
Terapi anak autis dengan menggunakan terapi lumba-lumba harus diketahui orang tua bahwa terapi ini tidak bisa menyembuhkan penyakit autis sepenuhnya. Namun manfaat dari terapi lumba-lumba ini adalah bisa membantu meredakan beberapa ciri anak autis dengan menggunakan cara untuk menguatkan proses dari cara menyembuhkan autis yang dialami oleh anak. Para peneliti yang mengambil salah satu contoh darah sebelum dan juga setelah melakukan terapi menemukan adanya suatu perubahan hormon endorphin dan juga pada enzim-enzim juga serta T-cells. Namun tetapi, proses yang terjadi dari perubahan ini hingga saat ini masih belum diketahui apa yang mengakibatkannya.
Para peneliti yang melakukan penelitian tentang lumba-lumba dan masalah anak autis selalu dilakukan, namun para ilmuwan juga menemukan ada beberapa dugaan mengenai hubungan antara lumba-lumba dengan anak autis yang mengalami penyatuan dan juga bermain dengan lumba-lumba akan bisa membantu membangkitkan rangsangan pada emosional yang lebih dalam serra bisa memicu terjadinya pelepasan dari perasaan dan juga emosi yang sangat mendalam, anak biasanya akan menjadi lebih responsif pada terapi autis karena mereka bermain pada suatu lingkungan yang membuatnya senang.
Mereka menjadi termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya, mereka juga merasa gembira sekali sehingga lebih memperhatikan tugas yang diberikan pada terapisnya. Dan selain itu juga, lumba-lumba dinyatakan mampu merasakan daerah yang tidak bisa berfungsi dengan baik dan sepenuhnya dan trauma fisik yang dialami oleh menusia dan juga mereka akan membuat anak-anak lebih termotivasi untuk bisa menggunakan daerah-daerah ini dengan lebih efektif lagi. Sonar alami dari lumba-luma yang memancarkan gelombang dari ultrasound untuk bisa menentukan lokasi atau tempat benda dan juga untuk melakukan suatu komunikasi.
Terapi Autis Dengan Lumba-Lumba
Posted in Terapi Autis | Tagged anak hiper aktif, anak hyperaktif, diet untuk anak autis, penyakit autis pada anak, terapi anak autis, terapi autis, terapi musik untuk anak autis, terapi untuk anak autis | Leave a comment
Terapi Autis Untuk Anak
Posted by terapi autis
Terapi Autis Untuk Anak – Autis ringan jarang terdoagnosisi atau bahkan bisa mendapatkan diagnosis yang salah. Hal ini tentu sangat merugikan si anak karena kemajuannya sangat bergantung pada deteksi dini yang tepat. Dengan deteksi yang tepat dan terpadu, ciri anak autis bisa dikurangi semaksimal mungkin. Bahkan bila anak penderita autis memiliki kecerdasan normal, tidak tertutup kemungkinan ia bisa mencapai jenjang pendidikan tinggi. Hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab autis pada anak


Harapan bagi kesembuhan penderita autis yang telah terdeteksi sejak dini tergantung pada penanganan autis. Karena gangguan yang dialami anak autis begitu luas, mencakup gangguan dalam komunikasi verbal dan nonverbal serta terganggu dalam interaksi social dan control emosi, maka terapi yang dilakukan juga terapimultidisipliner. Dengan kata lain terapi autis untuk anak harus terpadu, mulai dari terapi obat, terapi bicara, terapi perilaku, pendidikan khusus, dan bila perlu terapi okupasi.
 Terapi Autis Untuk Anak
Pada prinsipnya terapi autis untuk anak penderita autis dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu bertujuan untuk menggali kemampuan potensial anak, untuk mandiri, dan merancang pelatihan dan pendidikan berkelanjutan sesuai dengan kewajaran pertumbuhan.
Sehingga anak dapat mengembangkan diri dan keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat berkarya atau bekerja secara mandiri.
    Rehabilitasi Dasar
Langkah berikut ini termasuk upaya mendiagnosisi autis lebih dini agar dapat diterapkan tahapan program rehabilitasi dasar (basic rehabilitation). Cermati kelainan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6-18 bulan. Adakah kelainan-kelainan pada usia ini ?  Misalnya, apakah bayi bisa bertatapan mata dengan orang lain? Apakah bagian kaki atau tangan yang mengalami kelainan sulit digerakkan? Bagaimana kemampuannya menelungkup, merangkak, ataupun berdiri?
Bila diduga bayi usia ini mengidap autis, maka lakukan perawatan dan pelatihan yang terprogram sesuai dengan target pemulihan yang hendak dicapai. Misalnya bila gerak kaki atau tangan tak wajar, maka kegiatan perawatan dan pelatihan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan anak menggerakkan kaki dan tangan sewajar dan senormal mungkin. Tindakan perawatn dan pemulihan terarah pada otot yang mengalami kekauan dan spastic, otot yang sangat lemas, ata hypotonic, dan otot yang gerakannya tidak terkendali atau athetoid.
Perhatikan juga kemampuan anak bereaksi dan berinteraksi dengan lingkungan, misalnya terhadap suara, sinar dan kemampuan memperhatikan dan meniru ucapan atau panggilan. Umumnya pada usia 12-14 bulan anak sudah ampu berjalan dan bercakap-cakap, meski masih cadel. Ada kasus anak mengalami keterlambatan berbicara, hal ini bisa dikarenakan terjadi gangguan pada organ pendengaran atau kesulitan menelan. Penanganan dini dan tepat akan mempermudah usaha rehabilitasi yang memulihkan kesehatan anak sehingga terlepas dari kelainan-kelainan fungsi organ tubuh yang bila gagal dapat menimbulkan cacat permanen.
    Rehabilitasi Fungsional
Program ini merupakan lanjutan dari program rehabilitasi dasar, penekanannya lebih ke perawatan dan pelatihan yang diselaraskan dengan jenis dan tingkat kelainan serta perkembangan kejiawaan anak, terutama dalam masa pembentukan kepribadian anak.  Perawatan diarahkan untuk memulihkan kelemahan yang belum teratasi pada program sebelumnya. Pelatihan dikhususkan untuk memulihkan ketidakwajaran gerakan fisik anak usia 2-4 tahun yang disebabkan oleh kekauan spastic atau kelemasan hypotonic. Program pelatihan mengarah pada keterampilan bermain, olahraga, seni menari atau menyanyi, dan keterampilan bersosialisasi dalam kelompok. Prinsipnya tahap lanjutan ini meliputi pelatiha emosi kejiwaan dan peningkatan kecerdasan dasar anak secara terpadu dalam kelompok bermain.
    Antisipasi masa ketenangan palsu
Adanya masa kstabilan atau ketenangan palsu (plateau atau psedudo stationery stage), dan biasanya terjadi pada anak usia 2-10 tahun. Pada tahapan ini kelainan perilaku anak terlihat berkurang, emosinya terlihat stabil dan terkendali. Namun perlu diwaspadai anxaman terus merosotnya kemampuan syaraf sensorik  dan motoriknya. Pengamatan lanjut terhadap masa plateau ini penting agar tidak terjadi tahapan makan sulit bergerak atau disebut late motor deterioration stage.
Treapi Lumba-Lumba
Salah satu jenis terapi autis untuk anak yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan terapi lumba-lumba. Lumba-lumba merupakan salah satu jenis hewan mamalia yang hidup di air dengan gelombang suara yang mampu merangsang bagian otak manusia untuk bisa menghasilkan suatu energi yang masuk ke dalam tulang tengkorak, bagian dada dan juga bagian tulang belakang untuk anak autis sehingga pada akhirnya akan membentuk suatu keseiimbangan antara otak sebelah kiri dan kanan.
Dan selain itu jug, gelombang suara yang dihasilkan lumba-lumba akan membantu meningkatkan neurotransmitter. Itulah alasan beberapa ahli menyatakan bahwa lumba-lumba juga merupakan salah satu jenis hewan yang baik untuk membantu para penderita penyakit gangguan saraf. Terapi lumba-lumba ini ini tentunya mengguankan lumba-lumba yang memang sudah jinak dan juga sudah terlatih. Selanjutnya adalah program terapi autis kemudian didesain sesuai dengan kebutuhan anak dan juga sesuai dengan bimbingan yang khusus.
Di Indonesia, tempat fasilitas terapi autis lumba-lumba hanya ada di 2 tempat yakni adalah di Bali dan juga di Pulau Bidadari. Frekuensi sinyal yang diberikan pada lumba-lumba sangat baik dan kuat untuk otak manusia dengan cara memodifikasi terjadinya aktivitas dari gelombang otak. Kemudian hasil tes yang dilakukan pada manusia akan menunjukkan jika bunyi atau suara ini akan membantu mengubah frekuensi pada otak manusia dari beta berubah menjadi alpha.
Bunyi ini akan membuat belahan otak dua-duanya bisa menjadi lebih seimbang sehingga komunikasi dari otak kanan dan otak kiri bisa menjadi lebih baik.



Autis Dan Penanganannya  – Dampak TV memang sangat dahsyat. Bisa dibayangkan dampaknya terhadap anak-anak yang masih polos. Selain itu, berbagai zat kimia yang terdapat dalam makanan modern (pengawet, pewarna, dll) dicurigai menjadi penyebab autis pada beberapa kasus. Ketika zat-zat tersebut dihilangkan dari makanan para penderita autis, banyak yang kemudian mengalami peningkatan situasi secara drastis.

Penyebab Anak Autis
Faktor genetika diduga juga merupakan awal dari penyebab autis ; autisme juga diturunkan oleh orang tua pada anak-anaknya. Dugaan lainnya, anak-anak yang lahir dari ayah yang sudah berusia lanjut memiliki resiko lebih besar untuk menderita autisme, walaupun sang ayah normal. Secara ringkas, gaya hidup modern memang sangat beresiko meningkatkan kasus autisme.
Memiliki anak yang menderita autisme memang berat. Anak penderita autis seperti seorang yang kerasukan setan. Selain tidak mampu bersoalisasi, penderita juga tidak dapatmengendalikan emosinya. Kadang tertawa terbahak-bahak, kadang marah tak terkendali. Ia tidak mampu mengendalikan dirinya dan sering melakukan gerakan-gerakan aneh berulang-ulang. Ia juga punya ritual sendiri yang ia lakukan pada saat atau kondisi tertentu. Hal ini mendorong para peneliti untuk mencari cara yang tepat untuk mengatasi fenonema ini. Bidang-bidang yang menadi fokus utama mereka kerusakan secara neurologis dan ketidakseimbangan dalam otak yang bersifat biokimia.
Menurut para ahli dan praktisi di bidang autisme, gangguan autisme tidak disebabkan oleh faktor-faktor yang bersifat psikologis, misalnya karena orang tua tidak menginginkan anak ketika hamil.
Terapi Autis
Beberapa jenis terapi autis bersifat tradisional dan telah teruji dari waktu ke waktu, sementara teapi lainnya mungkin baru saja muncul. Tidak seperti gangguan oerkembangan lainnya, tidak banyak petunjuk terapi yang telah dipublikasikan apalagi prosedur standar dalam menangani autisme. Namun, terapi harus dimulai sejak awal dan harus diarahkan pada hambatan maupun keterlambatan yang secara umum dimiliki anak autis, misalnya komunikasi dan persoalan-persoalan perilaku.
Terapi autis yang komphrehensif meliputi :
    terapi wicara (speech therapy)
    okupasi terapi (occupational therapy)
    dan apllied behavior analysis untuk mengubah serta memodifikasi perilaku.
Beberapa ciri anak autis dan perilaku yang harus diwaspadai dan dievaluasi lebih lanjut : anak tidak bergumam hingga usia 12 bulan, anak tidak memperlihatkan kemampuan gestrual (menunjuk, melambai, dan menggenggam) hingga usia 12 bulan, anak tidak mengucapkan sepatah katapun hingga usia 16 bulan, anak tidak mampu menggunakan dua kalimat secara spontan diusia 24 bulan, serta anak tidak mampu berbahasa dan berinteraksi pada usia tertentu. Kalaupun anak bisa mengeluarkan kata-kata, ucapannya sulit dimengerti orang lain. Kalaupun ia berbicara tidak digunakan untuk berkomunikasi. Tidak mengerti dan tidak mengeluarkan kata-kata dalam konteks yang sesuai.
Autis dan Penanganannya
Autis dan penanganannya bisa dilakukan dengan beberapa cara dibawah ini :
1.    ABA (Applied Behavioral Analysis)
Autis dan penangannya dengan cara ini sudah lama dipakai, dan sudah dilakukan suatu penelitian yang didesain khusu untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus. Sistem dari terapi autis yang dipakai adalah dengan memberikan suatu pelatihan khusus untuk anak dengan cara memberikan suatu positive reinforcement atau sebuah hadiah dan pujian. Jenis terapi ini biasanya diukur berdasarkan kemajuannya. Saat ini di Indonesia, terapi ini merupakan terapi yang paling sering digunakan.
2.    Terapi wicara
Autis dan penangannya dengan melakukan terapi autis seperti terapi wicara. Karena hampir pada semua anak autis mempunyai masalah dalam hal berbicara dan dalam hal berkomunikasi. Hal ini merupakan salah satu gejala autis yang paling lebih banyak muncul, banyak para penderita autis yang non verbal atau dengan kasus kemampuan bicara anak yang agak kurang. Selain itu, kadang juga bicaranya bisa lumatan berkembang namun mereka tidak mampu untuk bisa menggunakan kata-katanya untuk melakukan interaksi dengan oral lain.
3.    Terapi okupasi
Autis dan penanganannya yang selanjutnya adalah dengan melakukan terapi okupasi. Terapi okupasi ini dilakan untuk anak yang mengalami keterlambatan motorik halis gerak gerik dari anak tersebut kaku dan menjadi kasar misalnya adalah mereka mengalami suatu kesulitan dalam memegang pensil dengan cara yang benar. Misalnya adalah mereka mempunyai masalah memegang sendok atau memasukkan makanan ke dalamnya. Tujuan dari terapi okupasi ini adalah untuk membantu melatih penggunaan dari otot-otot halus tersebut dengan cara yang benar.
4.    Terapi fisik
Autis disebabkan karena adanya suatu perkembangan yang terjadi dengan privasif. Banyak dari beberapa individu autis yang mempunyai masalah dengan gangguan perkembangan dalam motorik kasar yang mereka miliki. Kadang juga otot tonus lembek sehingga jalan anak menjadi kurang lincah dan kurang kuat. Keseimbangan dari tubuh juga menjadi kurang bagus. Fisioterapi dan juga terapi pada integrasi biasanya akan menjadi sangat menolong dalam membantu menguatkan otot-otot mereka dan selain itu juga membantu memperbaiki keseimbangan yang terjadi pada tubuh.
5.    Terapi sosial
Terapi autis selanjutnya adalah dengan melakukan terapi sosial. Kekurangan yang biasanya paling mendasar untuk mereka penderita autis adalah untuk bidang komunikasi serta bidang interaksi dengan orang lain. Banyak anak-anak autis yang membutuhkan penanganan dalam hal berkomunikasi dari 2 arah, membuat teman dan juga teman main bersama pada tempat bermain. Seseorang terapi sosial akan membantu dengan cara memberikan suatu fasilitas untuk mereka yang bergaul dan bersosialisasi dengan teman-teman sebaya dan kemudian mengajari cara-caranya.

Terapi Autis Dirumah – Bagi orang tua penderita anak autis, ada beberapa hal yang perlu diketahui, dipahami, dan dilakukan bahwa anak autis tidak gila dan tidak kerasukan setan. Pada beberapa studi menunjukkan bahwa anak autis juga alergi terhadap makanan tertentu.
Autis Pada Anak
Penderita autis umumnya mengalami masalah pencernaan, terutama makanan yang mengandung casein (protein susu) dan gluten (protein tepung). Karena kedua jenis protein tersebut sulit dicerna maka akan menimbulkan gangguan fungsi otak apabila mengonsumsi kedua jenis protein ini. Sehingga perilaku penderita autis akan lebih hiperaktif.
Anak autis, sambungnya, memerlukan vitamin C sebagai antioksidan. Adapun sumber terbaik yang dapat diberikan pada anak dengan kasus ini adalah berasal dari sayuran dan buah-buahan.

Namun, sebaiknya Terapi Autis Dirumah dengan memilih sayuran dan buah-buahan yang tidak mengandung pengawet. Karena itu, penanganannya harus dilakukan secara secara medis dan teratur. Penderita autis sebagian dapat sembuh dengan beberapa kondisi, yaitu apabila di tangani dan diterapi sejak dini, masih dalam spektrum ringan. Kasih sayang serta kesabaran ekstra merupakan pendekatan yang harus dilakukan dalam pendidikan anak autis.
Terapi Anak Autis dirumah
Orangtua dianjurkan tahu keunggulan anaknya melalui konsep multiple intellegence bahwa kecerdasan bisa beragam. Ada kecerdasan matematis, kinetik, matematis, dan verbal.  Setiap anak autis memiliki ciri anak autis khusus dalam kuantitas dan kualitas yang berbeda. Dibalik kekurangan, tuhan pasti memberikan keunggulan. Sebagian individu autis memiliki kemampuan luar biasa tanpa melalui proses belajar yang disebut savant, seperti mampu menghafal kamus ensiklopedia secara rinci.
Sayangnya para orangtua cenderung menekankan kekurangan (defisit) anak, bukan menggali atau mengembangkan potensi. Padahal, pengembangan potensi dapat digunakan sebagai kompensasi dari defisit yang ada . Karena itu, cara terbaik Terapi Autis Dirumah untuk memahami mereka adalah dengan berusaha mengenali mereka tanpa prasangka tertentu, apalagi membandingkan mereka dengan individu normal.
Penanganan anak autis dapat dilakukan melalui pendekatan terapi dengan memaksimalkan potensi dasar anak melalui peran orangtua dan pendidikan yan bersifat mult disiplin. Pendidikan ini mencakup pendidikan khusus, intervensi tingkah laku dan terapi yang bersifat spesifik. Tujuannya adalah untuk memperbaiki sosialisasi, meningkatkan keterampilan mandiri, meningkatkan kemampuan komunikasi verbal maupun nonverbal. Dalam intervensi tingkah laku mencakup upaya meningkatakan tingah laku positif dan kontak mata. Jadi dukungan keluarga juga sangat diperlukan.
Dari berbagai jenis terapi yang tersedia, orangtua dianjurkan untuk memilih terapi yang dapat meningkatkan fungsionalitas anak dan mengurangi gangguan serta hambatan autisme. Terapi harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, berdasarkan potensi, kekurangan, dan minat anak tersebut.
Tidak ada jaminan apakah terapi yang dipilih oleh orangtua maupun keluarga sungguh-sungguh berjalan efektif . Namun demikian, tentukan salah satu jenis terapi dan lakukan secara konsisten, bila tidak ada perubahan atau kemajuan yang nyata dalam tiga bulan anda dapat melakukan perubahan terapi. Bimbingan dan arahan yang diberikan harus dilaksanakan oleh orang tua secara konsisten. Terapi harus dilakukan terus menerus walaupun tingkat perkembangan perbaikan kondisi anak dirasa tidak ada. Meskipun psikofarmakologis bukanlah terapi utama, terapi ini berguna untuk gejala tertentu seperti kondisi hiperaktif dan mau menyakiti diri sendiri.
Terapi autis dirumah yang dilakukan adalah :
1.    Memberikan suatu permainan pada an ak
Pemikiran anak harus diasah. Mereka bisa diajak untuk bermain dan juga untuk melakukan berbagai hal yang sifatnya positif. Salah satu hal iyang bisa dilakukan adalah misalnya dengan mengajak  mereka bermain puzzle. Mereka akan bisa terpadu untuk bisa menyelesaikan suatu masalah dengan lebih baik dan pasti saja pemikiran mereka semakin lama akan semakin cerdas seiring dengan berjalannya waktu.
2.    Mengenalkan anak pada dunia luar
Anak autis kebanyakan akan menyendiri dan menjadi lebih pemalu. Jangan biarkan hal ini terjadi, mulailah kenalkan anak pada dunia luar sejak mereka dini. Ajaklah anak Anda untuk pergi ke taman bermain, berikan ia semangat untuk pergi kese kolah dan sebaiknya berikan suatu dorongan yang tidak positif.
3.    Membacakan suatu ceritaA
Mengenai kosa kata, maka akan akan lebih baik lagi jika Anda membacakan suatu cerita, teknik membacanya dan berbicaranya akan menjadi semakin meningkat. Namun Anda lebih baik mencontohnya terlebih dahulu cara membacakan cerita pada anak dengan terus menerus dengan tujuan untuk memberikan suatu pemahaman pada mereka tentang cara yang baik dalam hal berkomunikasi.
4.    Selalu menunjukkan mengenai metode dari cara bekerja yang efektif
Anak autis biasanya agak sulit jika diajak bekerja sama secara efektif. Mereka juga biasanya belum bisa mengorganisirr sesuatu yang seperti yang anak normal lakukan. Anda bisa mengarahkannya untuk bisa melakukan cara tersebut. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan suatu contoh bagaimana sistem kerja lebih efektif dengan lebih terus menerus. Dan anak pada akhirnya akan terbiasa untuk memperhatikan Anda dan akan berusaha melakukan apa yang Anda lakukan.
Terapi makanan untuk penderita anak autis adalah hingga saat ini memang masih belum diketahui obat atau diet khusus yang bisa membantu perbaikan dari struktur otak atau juga dari jaringan saraf yang lebih mendasaru untuk gangguan autis. Namun, tidak ada salahnya Anda mengonsumsi Vitamin otak Vitabrain. Untuk informasi lebih lanjut klik VITABRAIN

Pencegahan Anak Autis Sejak Persalinan – Persalinan adalah periode yang paling menentukan dalam kehidupan bayi selanjutnya. Beberapa komplikasi yang timbul selama periode ini sangat menentukan kondisi bayi yang akan dilahirkan. Bila terjadi gangguan dalam persalinan, yang paling berbahaya adalah hambatan aliran darah dan oksigen ke seluruh organ tubuh bayi termasuk otak. Organ otak adalah organ yang paling sensitif dan peka terhadap gangguan ini. Jika otak terganggu maka akan sangat mempengaruhi kualitas hidup anak begitu juga dalam perkembangan dan perilaku anak nanti.

Pencegahan Anak Autis Sejak Persalinan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, untuk melakukan Pencegahan Anak Autis Sejak Persalinan dan meminimalisasi terjadinya gangguan perkembangan dan perilaku anak :
    Melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan tentang rencana persalinan
    Dapatkan informasi secara jelas dan lengkap tentang resiko yang bisa terjadi selama persalinan
    Bila terdapat resiko dalam persalinan harus diantisipasi sebelumnya, baik bantuan dokter spesialis anak saat persalinan atau sarana perawatan NICU (Neonatologi Intensive Care Unit) bila dibutuhkan.
Bila terdapat faktor resiko persalinan seperti pemotongan tali pusat terlalu cepat, asfiksia pada bayi baru lahir (bayi tidak menangis atau nilai apgar score rendah < 6), komplikasi selama persalinan, persalinan lama, letak posisi/presentasi bayi saat lahir tidak normal, berat lahir rendah (<2500 gram), maka sebaiknya dilakukan pemantauan perkembangan secara cermat sejak usia dini.
Pengobatan Penderita Autis
Autis ringan jarang terdiagnosis atau bahkan bisa mendapatkan diagnosis yang salah. Hal ini tentu sangat merugikan si anak, karena kemajuannya sangat bergantung pada deteksi dini yang tepat. Dengan deteksi yang tepat dan terpadu, gejala-gejala autis bisa dikurangi semaksimal mungkin. Bahkan bila anak penderita autis mempunyai kecerdasan normal, tidak tertutup kemungkinan ia bisa mencapai jenjang pendidikan tinggi.
Harapan bagi kesembuhan penderita autis yang telah terdeteksi sejak dini tergantung pada penanganan autis. Karena gangguan yang dialami anak autis begitu luas, mencakup gangguan dalam komunikasi verbal dan nonverbal serta terganggu dalam interaksi sosial dan kontrol emosi, maka terapi autis yang dilakukan juga terapi multidisipliner. Dengan kata lain, terapi bagi penyandang autis harus terpadu, mulai dari terapi autis pemberian obat, terapi autis bicara, terapi autis perilaku, pendidikan khusus, dan bila perlu terapi autis okupasi.
Tindakan pencegahan anak autis sejak persalinan yang paling utama adalah dengan cara menghindari adanya suatu resiko dari terjadinya suatu masalah atau gangguan di dalam organ tubuh kita. Banyak gangguan yang bisa dilakukan pencegahan anak autis sejak persalinan dengan cara yang baik, akibat dari faktor etiologi dan juga akibat dari faktor resiko yang suda diketahui dengan lebih jelasnya. Selain itu, berbeda dengan kelainan pada anak autis, karena suatu teori penyebab autis dan juga faktor resiko yang masih belum diketahui secara jelas maka teknik atau strategi pencegahan anak autis sejak persalinan mungkin tidak bisa dilakukan dengan lebih maksimal dan optimal. Dalam suatu keadaan yang seperti ini upaya untuk mencegah biasanya mempunyai tujuan hanya untuk agar gangguan pada perilaku yang muncul pada anak tidak akan menjadi semakin parah bukan untuk mencegah bagaimana agar autis tidak datang. Usaha pencegahan anak autis sejak persalinan ini dilihat berdasarkan dari teori penyebab atau juga suatu penelitian dari faktor resiko anak autis.
Faktor Resiko Anak Autis
Pencegahan anak autis sejak persalinan yang harus diperhatikan adalah jika ada suatu resiko dalam persalinan yang harus diantisipasi jika memang terjadi sesuatu hal. Entah dalam hal bantuan dokter spesialis saat proses persalinan berlangsung atau juga sarana perawatan NICU yang dibutuhkan.
Jika ada suatu faktor resiko persalinan misalnya adalah :
1.    Pemotongan dari tali pusat yang terlalu cepat
2.    Asfiksia yang terjadi pada bayi yang baru lahir misalnya adalah bayi tidak menangis atau nilai dari APGAR SCORE yang rendah kurang dari enam
3.    Komplikasi yang terjadi selama proses persalinan sedang berlangsung
4.    Persalinan yang lama
5.    Letak dari presentasi bayi saat sedang lahir tidak normal
6.    Berat badan bayi yang rendah kurang dari 2500 gram
Oleh sebab itulah, Anda perlu memonitoring perkembangannya dengan lebih cermat sejak anak berusia dini.
Jika anak Anda sudah memasuki usia bayi maka akan ada beberapa penyebab yang harus diwaspadai dan juga harus dilakukan suatu usaha dalam hal pencegahannya. Jika perlu, Anda bisa melakukan terapi autis dan juga melakukan suatu intervensi dini jika sudah dicurigai adanya suatu gejala ciri anak autis atau juga adanya suatu gangguan yang terjadi pada perkembangan anak. Adapun beberapa jenis tindakan dalam hal pencegahan yang bisa dilakukan adalah :
1.    Mengamati masalah gangguan pada seluan pencernaan anak Anda sejak lahir. Gangguan ini biasanya adalah susah buang air besar, buang air besar yang sering, muntah, perut kembung, rewel, cegukan, dan sering buang angin
Penyebab dari keluhan tersebut biasanya diakibatkan karena masalah alergi pada makanan. Jalan yang paling baik untuk mengatasi hal ini adalah dengan menghindari jenis makanan yang bisa mengakibatkan penyebab dari hal ini bisa terjadi. Gangguan yang terjadi di saluran pencernaan dengan waktu yang lama akan membuat fungsi otak anak terpengaruh dan akan mempengaruhi perkembangan anak.

Pencegahan Autis Sejak Usia Bayi – Setelah memasuki usia bayi terdapat beberapa faktor resiko yang harus diwaspadai dan dilakukan upaya pencegahannya. Bila perlu lakukan terapi dan intervensi sejak dini ketika sudah mulai dicurigai terdapat gejala atau tanda gangguan perkembangan.
Penyebab Autis Anak
Langkah awal adalah mengamati gangguan saluran cerna pada bayi sejak lahir. Gangguan tersebut meliputi sering muntah, tidak buang air besar setiap hari, terlalu sering buang air besar (lebih dari 3 kali setiap hari), sulit buang air besar, sering kembung, rewel setiap malam hari (kolik), hiccup (cegukan) berlebihan dan sering buang angin.
Bila terdapat keluhan tersebut maka penyebab autis  yang paling sering adalah alergi makanan dan intoleransi makanan. Jalan terbaik mengatasi gangguan tersebut bukan dengan obat tetapi dengan mencari dan menghindari makanan penyebab keluhan tersebut. Gangguan saluran cerna yang berkepanjangan akan dapat mengganggu fungsi otak yang akhirnya mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak.
Bila terdapat kesulitan kenaikan berat badan, harus diwaspadai. Pemberian vitamin nafsu makan bukan jalan terbaik dalam mengobati penderita, tetapi harus dicari penyebabnya. Bila terdapat kelainan bawaan, misalnya kelainan jantung bawaan, kelainan genetik, kelainan metabolik, maka harus dilakukan perawatan oleh dokter ahli. Harus diamati tanda dan ciri anak autis secara cermat sejak dini.
Demikian pula bila terjadi gangguan neurologi atau syaraf seperti trauma kepala, kejang (bukan kejang demam sederhana) atau gangguan kelemahan otot, maka kita harus lebih cermat mendeteksi secara dini gangguan perkembangan.
Pada bayi prematur, bayi dengan riwayat sakit kuning tinggi (hiperbilirubinemi), dan bayi yang pernah terkena infeksi berat, maka pemberian antibiotik tertentu saat usia bayi harus diamati tumbuh kembangnya secara rutin dan cermat, terutama gangguan perkembangan dan perilaku pada anak.
Bila didapatkan penyimpangan gangguan perkembangan khususnya yang mengarah pada gangguan perkembangan dan perilaku, maka sebaiknya Pencegahan Autis Sejak Usia Bayi dengan dilakukannya konsultasi sejak dini kepada ahlinya untuk menentukan diagnosis dan intervensi sejak dini.
Sedangkan untuk bayi dengan gangguan pencernaan yang disertai gejala alergi atau terdapat riwayat alergi pada orangtua, sebaiknya Pencegahan Autis Sejak Usia Bayi tunda memberi makanan yang beresiko alergi hingga usia di atas 2 atau 3 tahun. Makanan yang harus ditunda adalah telur, ikan laut, kacang tanah, buah-buahan tertentu, keju, dan sebagainya.
Bayi yang mengalami gangguan pencernaan sebaiknya juga harus menghindari monosodium glutamat (MSG), amines, tartarzine (zat warna makanan). Bila gangguan pencernaan dicurigai sebagai tanda-tanda seliak atau intoleransi casein dan gluten, maka diet harus bebas casein dan gluten. Ciptakan lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang baik secara kualitas maupun kuantitas, hindari rasa permusuhan, pertentangan, emosi dan kekerasan.
Bila faktor resiko tersebut pada periode kehamilan atau persalinan maka harus lebih waspada. Menurut beberapa penelitian, resiko tersebut akan semakin besar kemungkinan terjadi autis. Selanjutnya kita harus mengamati secara cermat tanda dan gejala autis sejak usia 0 bulan.
Bila didapatkan gejala autis pada usia dini, jika perlu dilakukan intervensi sejak dini dalam hal pencegahan dan pengobatan. Lebih dini dilakukan intervensi, kejadian autis dapat dicegah atau paling tidak meminimalkan keluhan yang akan timbul. Bila resiko itu sudah tampak pada usia bayi, maka kondisi tersebut harus diminimalkan bahkan jika perlu dihilangkan. Misal kegagalan kenaikan berat badan harus betul-betul dicari penyebabnya, namun pemberian vitamin bukan jalan terbaik untuk mencari penyebab kelainan tersebut.
Demikian pula jika terdapat gangguan alergi makanan yang gangguan pencernaan pada bayi, harus segera dicari penyebabnya. Yang paling sering adalah karena alergi makanan atau intoleransi makan, penyebabnya jenis makanan tertentu termasuk susu bayi. Pencegahan Autis Sejak Usia Bayi Pemberian obat-obatan bukan cara terbaik untuk mencari penyebab gangguan alergi atau gangguan pencernaan tersebut. Yang paling ideal adalah kita harus menghindari makanan penyebab gangguan tersebut tanpa bantuan obat-obatan. Obat-obatan dapat diberikan sementara bila keluhan yang terjadi cukup berat, bukan untuk selamanya.
Selain dengan melakukan pencegahan anak autis sejak bayi, jika anak Anda sudah terlanjur menderita autisme maka hal yang harus Anda lakukan adalah pengobatan. Pengobatan autis bisa dilakukan dengan terapi autis. Terapi autis biasanya meliputi seperti terapi biomedik, terapi okupasi, terapi integrasi sensoris, terapi bermain, terapi perilaku, dan terapi fisik, terapi wicara, terapi musik, terapi perkembangan, terapi visual, terapi medikamentosa, dan terapi makanan.
Jenis Terapi Autis
1.    Terapi autis lewat makanan maksudnya adalah terapi pemberian jenis makanan pada anak-anak yang mempunyai masalah dengan alergi makanan tertentu. Pada sisi lainnya, beberapa jenis makanan dengan kandungan akan membuat gejala anak autis menjadi semakin berat.
2.    Terapi medikamentosa adalah terapi pemberia jenis obat-obatan tertentu berdasarkan resep dokter.
3.    Terapi visual adalah melakukan terpai untuk membuat anak bisa belajar dengan mudah dengan cara atau teknik melihat.
4.    Terapi perkembangan dilakukan berdasarkan dari adanya suatu kondisi bahwa anak autis biasanya melewatkan kemampuan dalam hal melakukan interaksi sosial.
5.    Terapi musik yang dilakukan adalah untuk mmebantu integrasi fisik, psikis, dan emosi anak serta dalam hal penanganan suatu penyakit atau ketidakmampuan anak autis dengan musik.
6.    Terapi wicara mengatasi masalah kesulitan bicara pada anak.
7.    Terapi fisik mengembangkan motorik kasarnya.
8.    Terapi perilaku untuk membuat anak berperilaku sesuai hal yang benar.
9.    Terapi bermain untuk membuat anak menyeselaikan masalah psikososial dan bisa mencapai pertumbuhan serta perkembangan dengan lebih optimal.
10.    Terapi integrasi sensoris untuk membantu kematangan dari susunan saraf pusat.
11.    Terapi okupasi untuk melatih otot halus anak.
12.    Terapi biomedik. Terapi autis ini bertujuan untuk membersihkan fungsi yang tidak normal pada otak anak.

Terapi Untuk Autis – Pada prinsipnya terapi untuk penderita autis dibagi menjadi 3 kegiatan, yaitu bertujuan untuk menggali kemampuan potensial anak, untuk mandiri, dan merancang pelatihan dan pendidikan berkelanjutan sesuai dengan kewajaran pertumbuhan. Sehingga anak dapat mengembangkan diri dan keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat berkarya atau bekerja secara mandiri.
Langkah Terapi Autis
1.    Rehabilitasi Dasar
Langkah berikut ini termasuk upaya mendiagnosis autis lebih dini agar dapat diterapkan tahapan program rehabilitasi dasar (basic rehabilitation). Cermati kelainan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6-18 bulan, adakah kelainan-kelainan pada usia ini? Misalnya, apakah bayi bisa bertatapan mata dengan orang lain? Adakah bagian kaki atau tangan yang mengaami kelainan sulit digerakkan? Bagaimana kemampuannya menelungkup, merangkak, ataupun berdiri?
Bila diduga bayi usia ini mengidap autis, maka lakukan perawatan Terapi Untuk Autis dan pelatihan yang terprogram sesuai dengan target pemulihan yang hendak dicapai. Misalnya, bila gerak kaki atau tangan tidak wajar, maka kegiatan perawatan dan pelatihan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan anak menggerakkan kaki dan tangan sewajar dan senormal mungkin. Tindakan perawatan dan pemulihan terarah pada otot yang mengalami kekakuan atau spastic, otot yang sangat lemas atau hypotonic, dan otot yang digerakkannya tidak terkendali atau athetoid.
Perhatikan juga kemampuan anak bereaksi dan berinteraksi dengan lingkungan, misalnya terhadap suara, sinar dan kemampuan memerhatikan dan meniru ucapan atau panggilan. Umumnya pada usia 12-14 bulan anak sudah mampu berjalan dan bercakap-cakap, meski masih cadel. Ada kasus anak mengalami keterlambatan berbicara, hal ini bisa dikarenakan terjadi gangguan pada organ pendengaran atau kesulitan menelan. Penanganan dini dan tepat akan mempermudah usaha rehabilitasi yang memulihkan kesehatan anak sehingga terlepas dari kelainan-kelainan fungsi organ tubuh yang bila gagal dapat menimbulkan cacat permanen.
2.    Rehabilitasi Fungsional
Program ini merupakan lanjutan dari program rehabilitasi dasar atau Terapi Untuk Autis. Penekanannya lebih keperawatan dan pelatihan yang diselaraskan dengan jenis dan tingkat kelainan serta perkembangan kejiwaaan anak, terutama dalam masa pembetukan kepribadian anak.
Perawatan diarahkan untuk memulihkan kelemahan yang belum teratasi pada program sebelumnya. Pelatihan dikhususkan untuk memulihkan ketidakwajaran gerakan fisik anak usia 2-4 tahun yang disebabkan oleh kekakuan spastic atau kelemasan hypotonic. Program pelatihan mengarah pada keterampilan bermain, olahraga, seni menari atau menyanyi dan keterampilan bersosialisasi dalam kelompok. Prinsipnya, tahap lanjutan ini meliputi pelatihan emosi kejiwaan dan peningkatan kecerdasan dasar anak secara terpadu dalam kelompok bermain.
Tantangan yang sangat berat, yaitu bagaimana memulihkan kondisi fisik mental dan kecerdasan anak supaya terbebas dari belenggu kelainan fisik (Physical disorder) dan ketertinggalan mental dan intelektual (mental and intellectual retardation) yang sangat menakutkan.
Pada tahapan Terapi Untuk Autis ini, diharapkan penderita autis dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami, seperti kemampuan berbicara, berkomunikasi dengan orang-orang terdekat, dan berinteraksi dengan lingkungan, sebagai persiapan belajar di sekolah.
Terapi Autis
Terapi autis yang umum dilakukan adalah :
1.    Terapi fisik
Terapi autis ini dilakukan untuk anak-anak yang mempunyai masalah pada gangguan syaraf motorik mereka. Biasanya anak autis akan mengalami masalah jalan yang tidak terlalu kuat dan untuk kasus yang parah mereka tidak bisa berjalan. Penyebab autis ini disebabkan karena anak autis mempunyai tonus otot yang lembek yang membuat anak menjadi merasakan ciri anak autis tersebut. Salah satu jenis terapi autis yang dilakukan adalah dengan fisioterapi dan juga terapi integrasi sensoris.
2.    Terapi visual
terapi autis ini dilakukan unutk membuat mereka menjadi lebih mudah belajar dengan menggunakan cara yang visual. Untuk itulah, Anda sebagai seorang orang tua bisa melakukan terapi visual ini kepada anak autis sebagai salah satu jalan terapi visual yang bisa Anda dapatkan.
3.    Terapi bermain
Terapi autis bermain dilakukan dengan tujuan untuk mengajarkan mereka bagaimana melakukan hubungan sosial dengan teman seusianya. Oleh sebab itulah, anak autis bisa diberikan terapi bermain. Terapi bermain ini bermanfaat untuk membantu meningkatkan kemampuan dalam hal berbicara anak, kemampuan cara berkomunikasi anak dan juga kemampuan untuk melakukan interaksi dengan orang lain. Anda bisa melakukannya sendiri dirumah dan bisa menggunakan jasa terapis.
4.    Terapi wicara
Terapi autis yang satu ini adalah salah satu jenis terapi yang sangat wajib diberikan pada anak autis dan hampir semua penderita anak autis pasti mempunyai masalah dalam hal berbicara sehingga membuat mereka sulit berkomunikasi dengan orang lain. Terapi wicara ini membantu anak yang berkebutuhan khusus untuk berkomunikasi yang baik dan juga berbahasa. Walaupun demikian, namun orang tua tetaplah harus sabar dan sebaiknya jangan putus asa dalam melatih anak, karena membutuhkan kesabaran yang ekstra untuk bisa melatih anak-anak autis dibandingkan melatih anak yang normal.
5.    Terapi okupasi
terapi ini dilakukan untuk membantu mengatasi masalah keterlambatan dalam perkembangan motori halus anak. Terapi okupasi ini dilakukan dengan tuuan untuk bisa meningkatkan keterampilan anak autis dan juga meningkatkan kemampuan anak serta memperbaik kualitas hidup anak baik di lingkungan rumah maupun juga di lingkungan sekolah. Biasanya terapis akan membantu untuk mengenalkan, mempertahankan dan juga membantu meningkatkan keterampilan anak autis. Dan dengan cara inilah maka kualitas hidup dari penderita autis diharapkan bisa menjadi semandiri mungkin.



12 TERAPI EFEKTIF UNTUK ANAK AUTISME

 

 Terapi pada dasarnya perlu diberikan untuk membangun kondisi yang lebih baik. Terapi juga harus rutin dilakukan agar apa yang menjadi kekurangan anak dapat dipenuhi secara bertahap. Terapi juga harus diberikan sedini mungkin sebelum anak berusia 5 tahun. Sebab, perkembangan pesat otak anak umumnya terjadi pada usia sebelum 5 tahun, tepatnya puncak pada usia 2-3 tahun. Beberapa terapi yang ditawarkan oleh para ahli adalah :

  • Terapi Biomedik
Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam Defeat Autism Now . Pada terapi ini difokuskan pada pembersihan fungsi-fungsi abnormal pada otak. Dengan terapi ini diharapkan fungsi susunan saraf pusat bisa bekerja lebih baik sehingga gejala autism berkurang atau bahkan menghilang. Obat-obatan juga digunakan untuk penyandang autism, namun harus dengan pengawasan dokter spesialis yang lebih memahami dan mempelajari autism. Terapi biomedik melengkapi terapi lainnya dengan memperbaiki dari dalam (biomedis). Dan juga didukung oleh terapi dari dalam dan luar diri agar mengalami kemajuan yang cukup bagus.
  • Terapi Okupasi
Terapi okupasi berguna untuk melatih otot-otot halus anak. Menurut penelitian, hamper semua kasus anak autistic mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya sangat kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang benda dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuapkan makanan ke dalam mulutnya,dsb. Dengan terapi ini anak akan dilatih untuk membuat semua otot dalam tubuhnya berfungsi dengan tepat.
  • Terapi Integrasi Sensoris
Terapi ini berguna meningkatkan kematangan susunan saraf pusat, sehingga lebih mampu untuk memperbaiki struktur dan fungsinya. Aktivitas ini merangsang koneksi sinaptik yang lebih kompleks, dengan demikian bisa meningkatkan kapasitas untuk belajar.
  • Terapi Bermain
Terapi bermain adalah pemanfaatan pola permainan sebagai media yang efektif dari terapis, melalui kebebasan eksplorasi dan ekspresi diri. Pada terapi ini, terapis bermain menggunakan kekuatan terapiutik permainan untuk membantu klien menyelesaikan kesulitan-kesulitan psikososial dan mencapai pertumbuhan, perkembangan yang optimal.
  • Terapi Perilaku
Terapi ini memfokuskan penanganan pada pemberian reinforcement positif setiap kali anak berespons benar sesuai intruksi yang diberikan. Tidak ada punishment dalam terapi ini, akan tetapi bila anak menjawab salah akan mendapatkan reinforcement positif yang ia sukai. Terapi ini digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan anak pada aturan. Dari terapi ini hasil yang didapatkan signifikan bila mampu diterapkan secara intensif.
  • Terapi Fisik
Beberapa penyandang autism memiliki gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya juga kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-otot dan memperbaiki keseimbangan tubuh anak.
  • Terapi Wicara
Hampir semua anak dengan asutism mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai kemampuan bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
  • Terapi Musik
Terapi music menurut Canadian Association for Music Therapy (2002) adalah penggunaan music untuk membantu integrasi fisik, psikologis, dan emosi individu, serta untuk treatment penyakit atau ketidakmampuan. Sedangkan menurut American Music Therapy Association (2002) terapi music adalah semacam terapi yang menggunakan music yang bersifat terapiutik guna meningkatkan fungsi perilaku, social, psikologis, komunikasi, fisik, sensorik motorik dan kognitif.
  • Terapi Perkembangan
Terapi ini didasari oleh adanya keadaan bahwa anak dengan autis melewatkan atau kurang sedikit bahkan banyak sekali kemampuan bersosialisasi.yang termasuk terapi perkembangan misalnya Floortime, dilakukan oleh orang tua untuk membantu melakukan interaksi dan kemampuan bicara.
  • Terapi Visual
Individu autistic lebih mudah belajar dengan melihat. Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar berkomunikasi melalui gambar-gambar. Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan keterampilan komunikasi.
  • Terapi Medikamentosa
Disebut juga terapi obat-obatan. Terapi ini dilakukan dengan pemberian obat-obatan oleh dokter yang berwenang. Para penyandang jangan diberi sembarang obat, tapi obat harus diberikan bila timbul indikasi kuat. Gejala yang sebaiknya dihilangkan dengan obat : hiperaktivitas yang hebat, menyakiti diri sendiri, menyakiti orang lain (agresif), merusak (destruktif), dan gangguan tidur.
  • Terapi Melalui Makanan
Terapi melalui makanan diberikan untuk anak-anak dengan masalah alergi makanan tertentu. Di sisi lain, ada bebrapa makanan yang mengandung zat yang dapat memperberat gejala autis pada anak. Dalam terapi ini diberikan solusi tepat bagi para orang tua untuk menyiasati menu yang cocok dan sesuai bagi putra-putrinya sesuai dengan petunjuk ahli mengenai gizi makanan.